Merupakan kisah lanjutan percintaan Rhoma Irama dan Kartika (Yatie Octavia). Meski Rhoma masuk penjara, Benny Compo (Ikang Fawzi) tak puas, sementara grup musik Rhoma kocar-kacir. Kelompok Benny merajalela dengan musik hingar-bingar. Saat Rhoma bebas, pertentangan itu menjalar menjadi permusuhan dua aliran musik. Mereka memutuskan duel satu panggung. Rhoma melemparkan enam lagu, sementara Ikang Fauzi menyanyikan dua lagu Dalam rangka melampiaskan dendamnya, Indra berusaha membujuk Benny agar mau mencelakakan Rhoma. Benny dan teman-temannya bertindak. Mereka melancarkan teror ke anggota-anggota grup Soneta yang kini menjalankan usaha sendiri-sendiri. Soneta adalah bagian dari hidup Rhoma. Benny Cs. bermaksud menghancurkan Rhoma dari segala sisi yang menunjang kharisma Rhoma. Tapi Rhoma tidak setuju balas menyerang Benny Cs. secara fisik, melainkan melawan kebejatan moral mereka dengan membangkitkan kembali Soneta.

"Mulut besar" Rhoma membuat kelompok Benny panas. Indra mempunyai ide mempertemukan Rhoma dan Benny dalam sebuah duel meet. Rhoma menerima tantangan itu. Tapi untuk merekam musik Soneta tidak mudah karena semua pengusaha rekaman di Jakarta telah diancam oleh orang-orang Benny agar tidak merekam Soneta. Berkat bantuan dana dari ibu Tika, Soneta berhasil melakukan rekaman.

Indra menyuruh anak buahnya mencampurkan bahan perusak pita suara ke dalam minuman Rhoma. Suara Rhoma menjadi hilang. Berkat doanya yang tulus dibantu Tika dan Soneta Group, lama-kelamaan Rhoma sembuh.

Saat duel meet tiba. Benny mendapat kesempatan pertama dengan lagunya yang urakan. Pada gilirannya Rhoma melantunkan lagu Seni yang mendapatkan sambutan luar biasa dari pengunjung, baik pendukung Soneta maupun Crazy Wavers. Benny pun akhirnya mengakui kehebatan Rhoma. Sedangkan Indra lari meninggalkan tempat pertunjukan.